Kurikulum 2013 (Kurikulum Perubahan)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam perjalanan sejarah sejak 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami banyak perubahan, yaitu Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Suplemen Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, dan 


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Seolah belum puas dengan pergantian kurikulum tersebut, pemerintah berencana untuk menerapkan sebuah kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013.

Semua kurikulum tersebut pasti memiliki kelemahan (sisi hitam) dan keunggulan (sisi putih), begitupun dengan Kurikulum 2013. Berikut ini adalah sisi hitam dan sisi putih Kurikulum 2013.


Sisi Hitam Kurikulum 2013:

Terlalu terburu-buru
Penerapan Kurikulum 2013 terkesan terburu-buru dan dipaksakan. Hal itu sangat jelas terlihat pada pelatihan guru yang akan dilaksanakan pada Juni 2013, padahal Kurikulum 2013 akan diterapkan pada Juli 2013. Pelatihan guru untuk kurikulum baru ini dilakukan dengan metode master teacher. Ada tiga jenjang pelatihan guru jelang penerapan Kurikulum 2013, mulai dari pelatihan instruktur nasional, guru inti (master teacher), hingga pelatihan guru nasional.

Sebanyak 666 instruktur nasional akan dilatih pada April 2013. Para instruktur nasional ini nantinya akan melatih sekitar 46.213 guru inti pada Mei 2013.Setelah itu pada Juni 2013, para guru inti akan melatih sekitar 712.947 guru kelas dan mata pelajaran.

Durasi pelatihan untuk tiap-tiap tahap, baik instruktur nasional, guru kelas, maupun mata pelajaran dilakukan selama 52 jam pertemuan atau setara dengan lima hari. Pola pelatihan juga tidak akan digelar melalui metode ceramah, tetapi melalui diskusi interaktif dan pendampingan. Khusus untuk guru kelas dan mata pelajaran akan didampingi oleh guru inti saat melakukan kegiatan belajar-mengajar di kelas (www.kompas.com).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan Kurikulum 2013 terlalu terburu-buru dan dipaksakan. Suatu hal yang terburu-buru dan dipaksakan akan berdampak buruk serta tidak akan pernah mencapai hasil yang maksimal. Bagaimana bisa memahami materi kurikulum yang sangat kompleks dengan durasi hanya 52 jam?


Munculnya Kemultitafsiran
Pelatihan guru yang menggunakan metode master teacher (instruktur nasional, guru inti, dan guru nasional) dikhawatirkan akan memunculkan kemultitafsiran materi kurikulum 2013, karena pemahaman setiap instruktur dan guru inti tentu berbeda. Lain halnya jika pelatihan tersebut langsung diberikan oleh pemerintah kepada guru kelas dan guru mata pelajaran.


Menghilangkan mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
Kebijakan menghapus TIK dari struktur kurikulum merupakan kebijakan yang kurang tepat. Di era globalisasi ini, para pelajar justru harus menguasai TIK. Dampak dari dihapusnya mapel TIK adalah siswa menjadi gaptek (gagap teknologi) dan tidak akan bisa membuat grafik, power point, dan pengolahan data menggunakan microsoft excel. Seperti yang kita ketahui bersama, ketiga hal tersebut sangat penting dalam dunia kerja.


Menyebabkan kelebihan dan kekurangan guru
Pengurangan jam mata pelajaran atau penghapusan mata pelajaran akan menyebabkan kelebihan guru, contohnya pelajaran Bahasa Inggris di SMA dikurangi jamnya dari 180 menit menjadi hanya 90 menit. Hal ini akan menyebabkan kelebihan guru bahasa Inggris di SMA. Sementara itu, pelajaran olahraga ditambah menjadi tiga jam pelajaran. Hal ini akan menyebabkan kekurangan guru.


Sisi Putih Kurikulum 2013:

Memperkuat Multikulturalisme
Kurikulum 2013 didesain untuk memperkuat multikulturalisme. Hal ini tercermin dalam buku-buku teks untuk mendukung pembelajaran. Tokoh-tokoh yang akan hadir dalam buku teks yakni Siti anak perempuan berjilbab dan Lina bermata sipit dari etnis Tionghoa. Ada juga Edo yang berambut keriting dari Papua, Benny berasal dari etnis Batak, atau Udin dari Betawi.

"Dulu, kita kenal nama-nama seperti Iwan, Budi, dan Wati sebagai tokoh dalam buku teks. Tokoh ini terkesan Jawa sentris. Kita akan ubah itu dalam buku teks yang mengacu Kurikulum 2013," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam acara sosialisasi Kurikulum 2013 kepada sekitar 500 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan kota/kabupaten di Pontianak, Minggu (10/3/2013).

Nuh menjelaskan, sedikitnya ada enam tokoh anak-anak yang mencerminkan keragaman agama dan etnis di Indonesia. Tujuannya, agar anak-anak Indonesia terbiasa hidup dalam keragaman yang dibangun sejak di bangku sekolah."Pendidikan multikultural kita bangun lewat tokoh-tokoh dalam buku teks siswa. Dengan demikian, anak-anak akan terbangun kesadarannya bahwa Indonesia itu memang beragam. Kehidupan Indonesia tidak lengkap jika salah satu agama atau etnis tidak ada di Indonesia," papar Nuh (www.kompas.com)


Memperkuat religiusitas dan budi pekerti
Mata pelajaran agama mengalami penambahan materi. Untuk substansi, ditambah dengan materi budi pekerti, sehingga namanya menjadi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Jumlah jam belajar juga ditambah. Pada jenjang sekolah dasar (SD), yang semula dua jam ditambah menjadi empat jam pelajaran.Sementara pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), menjadi tiga jam dari semula dua jam pelajaran. Upaya tersebut bisa maksimal jika disertai dengan metode pembelajaran yang bermutu dan keteladanan dari guru.


Buku teks gratis
Rencana pemberian buku gratis bagi siswa Indonesia ini ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, pada sosialisasi kurikulum 2013 kepada para stakeholder pendidikan di Bandung. Mendikbud menjamin, tidak akan ada buku yang diperjualbelikan. Nantinya, para murid akan langsung menerima buku pelajarannya secara cuma-cuma. Orang tua siswa pun tidak akan direpotkan dengan membeli buku saat menyekolahkan anaknya nanti. Mendikbud menambahkan, buku tersebut nantinya harus dikirim sampai ke sekolah dan bukan sampai di dinas saja. (www.okezone.com).


Mengurangi beban guru dalam hal penyusunan RPP dan Silabus
Upaya untuk memaksimalkan potensi guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa, di kurikulum 2013 adalah guru tidak lagi dibebani untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Silabus. Tugas tersebut diambil alih oleh pemerintah. Pengambilalihan tugas tersebut, kata Mendikbud, bukan untuk memotong kreativitas guru karena silabus yang dirancang pemerintah merupakan satuan minimal yang masih bisa dikembangkan oleh masing-masing guru. (http://www.kemdiknas.go.id).

Sebenarnya inti permasalahan di dalam dunia pendidikan Indonesia bukan dari kurikulumnya, namun berasal dari kualitas gurunya. Secanggih apapun kurikulumnya, jika yang melaksanakan kurikulum (guru) tidak berkualitas maka kurikulum tersebut tidak bisa diterapkan secara maksimal. Kualitas guru Indonesia berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru 2012 rata-rata hanya 40 , yang masih jauh dari nilai yang dikehendaki pemerintah yaitu 70 poin (http://www.bambangsulistio.web.id)

Rendahnya kualitas guru terutama dalam aspek pedagogik, dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain dihapuskannya Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Institut Keguruan Ilmu Pengetahuan (IKIP). Sekarang lulusan fakultas keguruan diadang oleh Program Pendidikan Guru (PPG). Dalam program PPG, semua lulusan universitas bisa menjadi guru hanya dengan mengambil mata kuliah PPG selama 2 semester.

Pemerintah juga sangat jarang memberikan pelatihan kepada guru. Kalaupun ada, pelatihannya sebatas pelatihan teoretis (membuat RPP atau silabus) bukan pelatihan praktis. Kesejahteraan guru honorer juga masih rendah, baik di negeri maupun swasta. Perubahan kurikulum bukan jawaban atas rendahnya kualitas guru. Alangkah bijaknya jika pemerintah tidak terus menerus mengganti kurikulum, namun memperhatikan kualitas guru-guru Indonesia. Ketika guru-guru Indonesia sudah berkualitas, maka bentuk kurikulum yang secanggih dan sesempurna apapun akan bisa diterapkan secara maksimal. Guru berkualitas, murid pun cerdas.

Harapan saya, semoga dengan bergantinya kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 Indonesia menjadi negara maju dalam dunia pendidikan khusunya...!!!
Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by Sh4ring-inform4tion | Bloggerized by Arief Permana - Berbagi Ilmu dan Info | Indahnya Berbagi